Mau bikin UK Visitor Visa gak pake ribet?? Bisa banget!

UK is actually not on the top of my bucket list. Well at least not in the near future. That’s why trip di akhir tahun 2016 ini bener-bener diluar rencana dan persiapannya cuma sebentar. Dengan rencana yang tiba-tiba ini, langsung deh mulai sibuk browsing ini itu dan tanya sana-sini sama orang yang udah pernah apply & granted visa UK ini. Basically, seluruh informasi mengenai visa yang diperlukan kalau kita ingin mengunjungi UK bisa dilihat di link ini https://www.gov.uk/apply-uk-visa , semua informasi yang diberikan cukup jelas. Apa yang saya tulis ini hanya berdasarkan pengalaman saya kemarin waktu apply visa UK jadi untuk tau informasi yang valid lebih baik cek di website imigrasi UK nya langsung.

Berikut list persyaratan yang saya siapkan dan dibawa waktu submit visa UK:

  1. Passport Asli + Fotocopy semua halaman yang ada stamp/visa –nya
  2. Appointment Form
  3. Application Form
  4. Surat Keterangan Kerja (dalam bahasa Inggris)
  5. Rekening Koran (3 bulan terakhir)
  6. Bank Reference (dalam bahasa Inggris)
  7. Kartu Keluarga (diterjemahkan melalui penerjemah tersumpah)
  8. Akte Lahir (diterjemahkan melalui penerjemah tersumpah)
  9. Itinerary
  10. Bukti Bookingan Hotel/Akomodasi lainnya
  11. Bookingan Tiket

So.. visa yang saya submit ini jenisnya adalah Standard Visitor Visa yang berlaku untuk 6 bulan. Ini adalah durasi paling singkat yang akan diberikan untuk visa jenis ini. Ada juga untuk long-term visitor visa dengan durasi 2, 5 dan 10 tahun. Tentunya syarat dan ketentuannya berbeda dengan visa yang hanya valid 6 bulan ini. Penjelasan detail mengenai Standard Visitor visa bisa dilihat disini https://www.gov.uk/standard-visitor-visa/overview .

Langkah pertama untuk mendapatkan application & appointment form yaitu dengan membuat akun di https://www.visa4uk.fco.gov.uk/account/register.   Akun ini bisa diakses selama periode tertentu sampai kita melengkapi data-data yang perlu diisikan di application form. Jadi kalau misalnya ada data yang belum yakin benar kita bisa save dulu kemudian login lagi setelah data yang sesuai kita dapatkan.

Application form yang terdiri dari 12 halaman bentuknya seperti ini:

1

Setelah kita yakin dengan semua yang diisikan, langkah selanjutnya yaitu kita melakukan proses pembayaran visa. Visa ini hanya bisa dibayar dengan menggunakan kartu kredit (so far teman-teman saya yang mengajukan aplikasi visa UK juga tidak ada yang bayar dengan menggunakan kartu debit).

Waktu itu saya bayar biaya secara keseluruhannya USD 110.

Setelah melakukan pembayaran kita akan dapat email Confirmation of Visa Application Payment.

Kemudian setelah kita menentukan hari dan tanggal untuk melakukan submit dokumen ke VFS Global, kita akan mendapat email Visa Application Appointment Confirmation.

Appointment form yang diperoleh bentuknya seperti ini:

Langkah lainnya yang perlu dipersiapkan juga adalah menerjemahkan dokumen berupa Kartu Keluarga dan Akta Lahir. Waktu itu saya menggunakan jasa penerjemah di Unggul Translator. Langsung kirim softcopy dokumen ke alamat email: unggul.translator@gmail.com / HP Anto : +6285210610679. Biayanya Rp. 70.000/lembar (diluar ongkir).  Waktu itu saya ongkir Rp. 25.000 (paket express).

Setelah semua dokumen lengkap, bawa dokumen-dokumen tersebut dalam bentuk hardcopy ke VFS Global yang ada di Kuningan City lantai 2. Kuningan City Mall, 2nd Floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18 – Setiabudi, Kuningan, Jakarta – 12940, Indonesia. http://www.vfsglobal.co.uk/Indonesia/ .   Tentunya datang sesuai dengan jadwal yang sudah kita pilih dan harus ON TIME (Not Sooner or Later). Waktu itu saya datang cepat 30 menit aja disuruh balik lagi nunggu di luar. Dan juga yang gak kalah penting, susun dokumen yang rapi sesuai urutan 1 s/d 11 seperti list di atas.

Oya, saya memang gak jelasin persyaratan pas foto yang diperlukan waktu submit dokumen visa ini karena waktu itu saya pun datang tanpa membawa pas foto sama sekali. Alasannya ya karena kita kesana kan juga untuk submit data biometri (foto wajah dan ambil finger print), jadi saya rasa pas foto gak akan diperlukan dan ternyata benar.

Setelah foto dan finger print selesai kita bisa pulang dan cukup nunggu email pemberitahuan dari VFS global. Sebenarnya bisa bayar (kalau gak salah) Rp. 25.000 untuk dapat fasilitas tracking by sms , jadi kita bisa tau sudah sampai mana proses aplikasi visa kita, tapi sayangnya waktu itu petugas yang melayani saya lupa nawarin fasilitas ini dan keburu closing aplikasi saya, jadi saya gak pakai sms tracking ini.

Proses nunggu visa UK sampai granted ini emang bikin deg-deg an. Tidak ada waktu yang pasti kapan visa akan selesai, tapi si petugas di VFS bilang “tunggu aja deh kira-kira 15 hari kerja untuk dapat email nya”. Memang pas hitungannya untuk saya yang datang ke VFS tanggal 18 November 2016 dan tanggal 9 Desember 2016 di-email kalau saya sudah bisa mengambil passport saya di VFS Kuningan City. Yang jadi masalahadalah di email tersebut tidak disebutkan apa visa kita granted atau reject, kan tetep aja masih deg-deg an sampai kita bener-bener buka amplop yang berisi passport kita. -__-

Then finally, rasanya seneng banget setelah buka halaman passport dan liat ada sticker Visa UK yang valid untuk 6 bulan dengan multiple entry. Yeayy…

Delightful Sailing in Komodo Island

This was one of my favorite trip of the Year…..

How can I wasn’t so excited about this trip while I could lived on board sailing with the boat in the sea for my whole trip. My komodo island trip was held for three days and two nights.

How did I get there ?

Well, actually it was my 2nd time coming to East Nusa Tenggara. It is one of the province in Eastern part of Indonesia. Komodo islands are consist of many islands surrounding, these islands are part of Komodo National Park, one of Unesco world heritage site. These islands have a really breathtaking view. We can feel as if we’re in the Jurassic world while we hop from one island to the other.

19 May 2016

Took a very last flight from Jakarta, I flew to Denpasar airport. At that time, there’s no direct flight yet to Labuan Bajo airport, hence I had to transit in Denpasar. Arrived in the middle of the night in Denpasar and decided not to book any hotel while transit, I waited outside the departure area and used my bag as a pillow. It was such a pity that there’s no decent transit area in this airport.

emperan
sleeping on the floor

20 May 2016

Finally morning came.. then we took an early morning flight to Labuan Bajo airport. Yeayyy!!!

Our tour guide pick us up upon our arrival at the airport then took us to the harbor. We then start sailing from Labuan Bajo harbor.

Rinca Island was the first stop in our trip. We can do a lil bit trekking in this island and see a beautifull view from the top of the hill. The most important thing to remember in this trip was that we always had to be carefull when entering any islands inhabited with komodo and make sure we understood any advice being told by the rangers.

Here are some pictures of Rinca island

This slideshow requires JavaScript.

We then continued the journey to Padar Island. We didn’t see any komodo in this island as rumor has it that only exiled komodo living in this island. They were exiled due to killed some people. We also had another bit of trekking in this island. However, it’s harder to did this because this island has steeper and higher hill.

21 May 2016

After finished our breakfast, which cooked by the boat crew, then the boat continued sailing to our next destination, Kalong Island. This island only inhabited by bat, that’s why its name is Kalong Island. In Indonesian kalong means ‘kelelawar’ or it’s being called ‘bat’ in English.

Since we can just enjoy this island from the boat, we just stop a couple of minutes to took a picture then leave to our main destination, Komodo Island.

This slideshow requires JavaScript.

Komodo island is much bigger that Rinca Island. Also the komodo is way bigger here.

Enough trekking and took some picture here, we then headed to Pink Beach. It’s mean, time to snorkeling, yeayy!!

This slideshow requires JavaScript.

Not enough snorkeling in Pink Beach, we moved on to Manta Point.

Unfortunately I didn’t meet any ‘Manta’ while snorkeling there. Manta is stingray. If lucky enough, we could see big stingray here.

Since the sun was still shining bright that day, we could visited another island to finished the day.

Here we are, arrived in Gili Lawa Island.

This slideshow requires JavaScript.

Though the scenery from the above is so beautiful, as pretty as you can see in the picture, I don’t think that this is a nice place to do snorkeling. Therefore, tiring of hiked the hill, I decided to went back to the boat to have a quick shower and just unwind for a bit while waiting for dinner.

22 May 2016

Last day of the holiday always be the toughest one. But I was lucky enough because I still can visited one more beautiful island, Bidadari Island.

This island is just approximately 15 minutes to Labuan Bajo harbor. Also the harbor is super close to the airport, so we didn’t have to worry of being late to caught our flight back home that afternoon.

South Sulawesi Trip

This was my kinda “unplanned” holiday for a week in March 2016. We, I and my friend, chose South Sulawesi as our holiday destination just one day before we left, after choosing over between many places in Indonesia.

I booked two return tickets for Jakarta-Ujung Pandang on Friday, March 18th , for the next day first flight. It cost IDR 1.213.900 for each return ticket.

Here we go…

Day 1, March 19th, 2016

On Saturday, early morning, we flew to Ujung Pandang at 5.55 AM and arrive at 09.25 AM. The time in Ujung Pandang is one hour earlier than the time in Jakarta. Since this was “unplanned” holiday, we haven’t booked any transportation or accommodation. At first, we came to the taxi/car rental counter to asked about the price of transportation to take us to Tanjung Bira. Yeah, we decided to stayed in Tanjung Bira upon our arrival, for approximately 3 days there. We were shocked that the price was really expensive, moreover, they said, it is the price for my foreigner friend. Gosh! Without discussing, we left that counter feeling disappointed and tried to find another solution. We then decided to went to the city first by taking the public bus and find another transportation after. We bought the ticket and went on board to the bus. While waiting other passenger, we browsed the internet to check if there’s any other way that could take us directly to Tanjung Bira with reasonable price.

Fortunately, we found this “Fadhil Rent Car”, http://www.mobilrentalmakassar.com/rentalmobilmakassar.html , phone: +6281241310031 ,  rental car that offered us the best price. We got IDR 300000/day for 7 days rent. This prices was not including fuel & driver. We were quite happy for this offer because we can drove on our own.

After 5 hours and a half driving , including stop to had some late lunch , we arrived in Tanjung Bira.

As we didn’t have any hotel booking yet, we had to looked around to some hotel / bungalows to check the available room. Some decent places, always full. Meanwhile, it’s getting dark and we already tired too. We almost gave up to find a nice place to rest that day. At the end, we found a new small room, yet cannot say that it’s a good hotel, not even a bungalow. It’s just a room, with shower and an air conditioning. No breakfast provided. This cheap room only cost IDR 350000/night.

We chilled and had dinner that night at a restaurant of “Salasa Guest House” http://salassaguesthouse.over-blog.com/article-welcome-to-salassa-guesthouse-84034123.html

Day 2, March 20th, 2016

We went back to “Salasa Guest House” restaurant to had some breakfast. Afterward, we kept looking for a better place to stay during our holiday in Tanjung Bira. We were lucky enough to found an available room in “Bara Coco Bungalows” as our place to stay for the next two days. It’s located in Bara Beach area. The road heading to Bara Beach from Tanjung Bira beach was quiet rocky and bumpy, there’s no such thing as a good asphalt road. Any information about this bungalow can be found here http://baracocobungalows.com/ . There’s no air conditioned room, just fan, but the bed was good enough and the bathroom quite big.

Here’s the view right from our bungalow…

img_2584

We barely did nothing on that day.. just chilled in our bungalow, reading while hanging on the hammock and heard the sea breeze, and swam in the beach.

We had our lunch and dinner that day in the bungalow, just ordered to the owner and asked what they provided on that day (because the menu will vary each day). I like the food, it was so tasty. We ordered tuna for our dinner.

img_2543

Day 3, March 21st, 2016

On this day, after had our breakfast we went to Liukang Loe Island. It’s a small island across the Bara Beach. Though, this is an inhabited island with a few of small and simple guest house and there are also some seafood “warung”, couldn’t say that those are restaurants though.

We took private rented boat to crossed to the island and went around that island. It costed IDR 300000 per boat. We just asked the owner of our bungalow to got that boat.

Day 4, March 22nd, 2016

After our last breakfast here, we checked out and planned to heading north of the island. We took a different route from our coming way. We just simply follow the direction from google maps. On our way, we had a chance to stop by a small village named “Tanah Beru”. This is a village of phinisi boat maker.

dsc_0165       dsc_0169

We then continued our road trip along the east shore line of South Sulawesi Province. we finally arrived in a small town named “Sengkang”. It is a capital of Wajo Regency which located in the middle of South Sulawesi. Since we arrived when the sun already set, we decided to stay a night in this town. It’s not easy to find a nice hotel in this town. Almost all the guest house in this town were occupied, there were only few room left but not clean enough and too small. As there’s no other better choice, we took a room in “BBC Hotel Sengkang”, even it’s quite expensive. Any information about this hotel could be checked here https://www.tripadvisor.com/ShowUserReviews-g3178762-d6786734-r211973006-Hotel_BBC-Sengkang_South_Sulawesi_Sulawesi.html

Day 5, March 23rd, 2016

We woke up a bit late this day then ordered breakfast to our room. We then decided to check out at 12 pm. Our main destination was actually went to Toraja. However, since we read on the map that there’s a huge lake in this area, we then decided to go to that lake. It’s a bit difficult to find the way to the lake. Even though we used google map and also keep asking to people on the street, we had to going round and round in the same place for several times. Then.. finally we found a right way. There’s no really proper direction signage to the lake. So, the easiest clue if we want to go to Lake Tempe is just to find “Jl. Empat Lima, Watallipue, Wajo Regency, South Sulawesi” in google map. It’s a small street that located just on the side of main road. Just around the corner of that street, there’s a small “harbor”, which I think we can’t say that the place looks like a real harbor. From that tiny harbor, we rent a small traditional boat to go to the lake. There’s no specific boundary actually between the river (from which we took off the boat) until we were really in the middle of the lake.

There were several floating houses in the middle of the lake. One of the house usually used to hosted some visitor coming to the lake. Also, we could stay a night in that floating house.

After spending time for about two hours in the Lake Tempe area, we then continued our trip heading north to Tana Toraja. Again, we relied on google map to show us the direction to every place we wanted to go. As we approached the city named Palopo, the view was a bit nice, because we already in the highland area. We also took a rest and had dinner in this city. We ate in the local cafe. I forget the name tho..just ordered some coffee and chips or spaghetti as far as I can recall. Having all set after the dinner, we then carried on until we arrived almost around midnight in Toraja. The road between Palopo and Toraja was kinda narrow and winding. It was heavy rain during our way and the road almost full only with big truck.

Since we never booked any hotel in advance, we had to looking around for some nice and decent hotel to stay. Our choice was to stay in Toraja Luta Hotel & Resort. http://www.torajalutaresort.com/

Day 6, March 24th, 2016

Well, actually we didn’t know what to visited in this town except to saw many spots of the burial place in the rocky mountain cliff. Having our breakfast in the hotel, we then went out to find the tourist information first to get some information about any interesting place that we can visit in the area. Unfortunately, we didn’t find that such place. Again, we rely on any information available on google.

First place we visited was called “Ke’te Kesu”. This place is also one of ‘UNESCO World Heritage’ site.

 

We visit “Londa” afterward

Well, I thought the next two places we visited were nothing different, kinda boring actually.. hmm maybe it’s because we didn’t see any of their famous ancient funeral ceremony.

Here is “Lemo”

dsc_0336

It’s getting midday, and we felt so hungry but had no idea what to eat or where we can get our lunch.

Then we end up eating in the local cafe “Queen Cafe & Resto” https://www.tripadvisor.com/Restaurant_Review-g317108-d8818404-Reviews-Queen_Cafe_Resto-Rantepao_South_Sulawesi_Sulawesi.html

I ordered nasi goreng merah while my friend had rica-rica pork for lunch. The taste was just OK. Having finish our lunch, we went to the souvenir shop just across the cafe.

We went to one more place after bought some souvenirs, the place called “Pallawa”.

That night, we had pizza for our dinner. We found a small local pizza restaurant here “Pizza Kinaya”. https://www.tripadvisor.com/Restaurant_Review-g317108-d7154353-Reviews-Pizza_Kinaya-Rantepao_South_Sulawesi_Sulawesi.html

The taste was just average,,I guess it’s the best place we could find to eat that day.

Day 7, March 25th, 2016

After having our breakfast, we then check-out from hotel and headed back to Makasar. We choose a different path from our coming way, so we went through Enrekang, Pare-pare, then arrived in Makasar at around 7 pm.

We stopped by Mount Nona in Enrekang to take a bit rest and had light lunch.

dsc_0373

Also, in the afternoon we took a quick stop somewhere at the beach in Pare-pare.

We still had to looked around for a nice hotel to stay for the next two days in Makasar. At the end of our quest for the hotel, we found this hotel and got discounted room.

https://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g297720-d7372453-Reviews-Same_Hotel-Makassar_South_Sulawesi_Sulawesi.html

Day 8, March 26th, 2016

We actually had nothing to do this day. Just wanna laid back and enjoy our last day of holiday.

Since my friend just wanna chill in the hotel, so I went out by gojek to eat coto in “Aroma Coto Gagak” and bought es pisang ijo from “Es Pisang Ijo Bravo”.

Day 9, March 27th, 2016

-back to Jakarta-

 

Eurotrip Part-1

Whoaaa…

This trip was my first trip to Europe, and I went there on my own. So excited 😀

Since I only had limited time, I can only visited Netherlands.

It was June 2nd, 2011. I took a flight to Amsterdam from Jakarta by Garuda Indonesia. The flight took off at around midnight and arrived in Amsterdam the next day early in the morning.

June 3rd, 2011.

First thing I did when I arrived was to find the ticket counter of train to Amsterdam Centraal Station. It’s really easy to found the place since the signage of the airport was good and gave you easy direction. So, having do the math, I decided to bought round ticket between Schiphol airport and Amsterdam Centraal Station, it costed EUR 7,9. Before you plan your trip using train in Netherlands, you can find the complete information about the price and schedule via this web http://www.ns.nl/en. The duration from the airport to Amsterdam Centraal only took about 18 minutes.

It still 10 am when I arrived in Amsterdam, meanwhile the hotel check in is at 2 pm. Before I can took a rest at the hotel , I strolled around the Dam square and centraal area. I also visited Albert Cuyp market – the largest street market located in De Pijp neighbourhood. Lotsa stalls selling food or non-food items. I also paid a visit to Bloomenmarkt.

img_3401

Well, I didn’t have more hotel options because I made a really late booking 😦 So, I stayed in Vivaldi hotel during my visit to Netherlands http://www.hotelvivaldi-amsterdam.com/hotels/nederland/amsterdam/hotel-vivaldi-amsterdam/ . For two nights stayed I paid EUR 243,80 on the standard 1 bed room without breakfast. This was a quite small budget hotel,

I think the elevator could only be occupied with 1 or 2 person with their cabin size luggage. Here’s a view from the window of my room.

img_3455

Having strolled around, I felt hungry but I didn’t want to have a big lunch. Then I decided to had lunch at Bagels & Bean, http://www.bagelsbeans.nl/en, I ate Melt Tuna Bagel (EUR 5,45) + Small Jus D’orange (EUR 2,3).

img_3439

To spent the remaining time that day, then after lunch I went to Museum Square where finally I decide just only visited Van Gogh Museum. Actually, there are three museum located on that square; Rijksmuseum, Stedelijk Museum & Van Gogh Museum.We can also just sitting and enjoy that public space while seeing people doing their activity.

img_3433

June 4th, 2011

Prior to my arrival in Netherlands I already had booked a tour package in this website http://www.hollandtourguides.com/. I choose ‘North and South Holland Tour Package’ since I only have limited time but wanted to see most of the country. The tour which cost EUR 60 started from 9.30 AM and finished at 7.30 PM. This was well managed and on time tour so we should be aware of what the tour guided said about the schedule. The first place I visited that day was Zaanse Schans. It is an open air conservation area full of traditional houses and windmills.

img_3480

In Zaanse Schans I also had a chance to visit cheese farmCatharina Hoeve’ to see how the cheese was being processed and wooden shoe workshop ‘Klompenmakerij De Zaanse Schans’. At this shoe workshop we could see demonstration of the clog making.

img_3507

Then after that we went to Volendam. Volendam is a famous dutch fishing village. I think this place quite picturesque with a nice small houses and some canals. This place is  very popular among tourist because there are some photo studio that enable us to take a picture with dutch traditional authentic costume with some old atributes such as tulips, accordeons, cheeses, pipes, fishnets, etc.

img_3510

From Volendam we took a boat to cross to Marken. The village is similar to Volendam as a fishing village. We just visited the village to bought some souvenir in the “oldest souvenir shop in town”.

Spending half day in the northern part of Netherlands, I countinued the tour to southern part of Netherland. I went to Delft before continuing the tour to The Hague. I like this nice small and quiet city. First, I visited the city centre.

img_3521

img_3532

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Then continued to the famous Delft Blue Pottery workshop.

img_3516

The last city to visit on this tour package is The Hague. This is the centre of the government of the country. I passed on some building in the old city center. First place to visit was the peace monuments with its eternal fire.

img_3547

This tour package also include the ticket to visit Madurodam. This is a park full of miniature of famous building and landmarks in Netherlands. Since this is the last agenda of the tour, then around  4 pm in the afternoon we went back to Amsterdam.

img_3569

To end up this day, I took an evening canal cruise in Amsterdam before went back to the hotel. The ticket cost about EUR 13 for one person.

June 5th, 2011

Finally the last day came. It’s time to rushed to the airport and caught a morning flight back to went home.

 

 

Lombok & Gili Trawangan

Kali ini saya memilih liburan ke Pulau Lombok.

Tujuan utamanya adalah Gili Trawangan. Sebenarnya ada tiga Gili (pulau kecil) yang terkenal di Lombok ini ; Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Diantara ketiganya, Gili Trawangan ini adalah pulau yang terbesar sekaligus paling banyak penduduknya dan ramai dikunjungi wisatawan asing maupun domestik. Karena waktu itu  lebih banyak turis asingnya,  saya  jadi berasa turis asing di negeri sendiri.

Kenapa saya hanya datang ke Gili Trawangan ? alasannya karena waktu liburan yg hanya sebentar (memanfaatkan weekend) ; gak ada long weekend dan gak mau ambil cuti 😀 . Akhrinya ya cuma sempat datang ke satu pulau.

Jumat, 29 April 2011

Pesawat take off dari Jakarta jam 6 sore, lalu sekitar jam 9 malam pesawat landing di Mataram, Lombok. Ada perbedaan waktu satu jam lebih dulu di Lombok.

Berhubung sampai lombok udah malam, kita gak bisa langsung nyebrang ke Gili Trawangan. So, dengan naik taksi dari airport kita lanjut menuju Hotel Ellen Senggigi untuk nginep semalam disana. Taksi disini murah banget. Dari airport ke hotel cuma IDR 40.000 (udah pake nyasar) padahal kita naik Blue Bird. Argo pertamanya cuma 4000 sih..makanya bisa murah.

Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit, sampai lah kita di Hotel Ellen. Hotel ini kita booking online lewat web travel agent yang ada di Lombok. Menurut mereka,  hotel yang harganya sesuai dengan budget kita dan available untuk satu malam itu ya cuma Hotel Ellen. Yaah sudah lah, daripada kita tidur di airport kan gak lucu, terima nasib lah kali ini. Rate hotel ini cukup murah. Satu kamar dengan double bed & fan harganya IDR 150.000 (including breakfast). Sekarang saya bisa bilang kalau ini hotel not recommended. Kenyamanannya bisa dibilang gak ada plus kurang bersih.

Hmmm harga memang berbanding lurus dengan pelayanan yang diberikan yaaa 😀

Sabtu, 30 April 2011

We’re ready for Gili Trawangan 😀

Pagi itu sebelum sarapan, kita jalan-jalan dulu di sekitar pantai Senggigi. Kondisi pantainya sebenarnya udah gak terlalu bagus, banyak sampah di sekitarnya. Air lautnya pun gak sebiru di Gili  Trawangan.

Setelah puas jalan-jalan kita lalu kembali ke hotel dan sarapan. Ternyata di hotel itu sarapan cuma ada pancake pake gula dan minumnya teh/kopi, gk ada pilihan lain 😦

Kecewa juga karena sarapannya kurang “nampol” haha…tapi untung waktu jalan-jalan kita sempat mampir di supermarket mini yang buka 24 jam, beli cemilan, jadi gak takut kelaperan.

Kira-kira jam 8 kita check-out dari hotel untuk berangkat ke Gili Trawangan. Karena masih pagi, jalanan masih relatif sepi dan taksi pun sulit dicari. Akhirnya waktu liat ada semacam angkot- angkutan kota- yang lewat kita pun memberhentikan angkot itu. Dengan PD-nya kita ber-4 langsung naik, ternyata mobil itu adalah mobil yang disewa orang untuk membawa peralatan diving sampai ke pelabuhan. Hahaha… daripada malu mau turun lagi, kita pun rela duduk sempit-sempitan bareng tabung oksigen, fin, snorkel, dan peralatan diving lainnya. *kenapa juga kalau itu mobil sewaan si supir mau aja kita stop di pinggir jalan* anehhh.. hehehe.

Berhubung ini mobil sewaan, kita pun bukan dibawa ke pelabuhan Bangsal (pelabuhan yang biasa digunakan untuk penyebrangan umum ke Gili), tapi ada semacam pelabuhan yang hanya digunakan untuk boat-boat sewaan. Sayangnya saya lupa nama tempat itu :-D. Sampai disana, kita ditagih IDR 20.000/orang untuk ongkos angkotnya. Kita gak pikir-pikir lagi meskipun ongkosnya jadi lebih mahal. Pertimbangannya adalah kita gak perlu ngantri beli tiket lagi di pelabuhan dan bisa lebih cepat sampai di Gili (jadi waktu main-main disana lebih lama). Lama penyebrangan dengan speed boat kira-kira 45 menit. Kita pun kembali ditagih IDR 20.000/orang untuk ongkos speed boat nya.

Sekitar jam 9.30 kita pun sampai di Gili Trawangan. Gak susah untuk nyari penginapan disana meskipun kita belum booking sebelumnya. Banyak banget bungalow yang langsung menghadap ke pantai. Ada juga bungalow yang tempatnya agak masuk ke dalam jalan kecil (sedikit lebih besar dari gang). Mau pilih bungalow dari yang harganya murah sampai menengah atau hotel yang lumayan mewah juga ada disana.

Setelah survey langsung ke lokasi, kita pun memutuskan untuk menginap di Beach Wind Bungalow (http://beachwindbungalows.blogspot.com). Kita dapet 1 bungalow (The Superior) yang bertingkat, ada AC & hot water, 2 king size bed dengan harga yang murah, cuma IDR 400.000/ malam (breakfast not included). Ini adalah harga hasil tawar menawar dengan si ibu yang punya bungalow. Dia sih bilang kalau mau breakfast tambah IDR 100.000 lagi, tapi menunya cuma ada roti. Yaa..karena 3 orang teman saya ini adalah manusia-manusia yang harus makan nasi, mereka ngerasa kalau IDR 100.000 terlalu mahal untuk sarapan roti ber-4, apalagi menurut mereka roti gak bikin kenyang 😀  Di bungalow itu kita juga nyewa sepeda seharga IDR 50.000/orang/24 jam yang akan kita pakai sebagai alat tranportasi selama di pulau.

Gak sabar untuk menikmati waktu liburan, kita pun segera keliling pulau dengan naik sepeda, foto-foto sebentar di pinggir pantai.

p1020066

dan setelah itu lanjut naik sepeda menyusuri jalanan aspal di pinggir pantai, sampai akhirnya bingung mau pilih jalan yang mana waktu jalanan aspal udah gak ada lagi.

Yang ada jalanan berpasir..kita pun nyasar entah kemana..sampai lewat kuburan..hihiii…untung masih siang.. lalu lewat semak-semak…dan akhirnya ketemu daerah yang banyak rumah penduduknya.

Waktu sudah hampir jam 12 siang, kita pun kembali ke bungalow, terus leyeh-leyeh sebentar dan pergi makan siang.

Makan siang di Warung Bu’de dengan menu nasi campurnya, sudah cukup membuat kita kenyang. Range harga untuk makan kenyang di warung itu cukup murah , antara IDR 15.000-IDR 20.000 /orang (makan+minum dengan porsi normal tentunya 😀 )

Saatnya Snorkeling…yayyy!

Sebenarnya matahari masih agak terik, tapi kita udah gak sabar buat snorkeling.

Kira-kira jam 2 kita nyari tempat penyewaan alat snorkeling di pinggir pantai. Banyak banget kios-kios yang nyewain alat snorkeling, setelah mendatangi beberapa tempat (yang ternyata menawarkan harga sewa alatnya hampir sama), kita

pun memilih menyewa di kios yang berada persis di depan penangkaran penyu. Harga sewa alat snorkeling lengkap IDR 30.000/orang untuk satu kali snorkeling.

Cukup snorkeling untuk hari itu, kita pun kembali ke bungalow untuk mandi dan siap-siap liat sunset. 🙂

Ada tempat yang namanya Sunset Point di Gili Trawangan (dari namanya sendiri udah bisa ketebak kalau tempat itu adalah suatu tempat yang memang digunakan untuk melihat sunset).

Dengan naik sepeda dari bungalow, kita pun berjalan terus mengikuti arus orang-orang yang mau liat sunset dari Sunset Point.

Sampailah kita di Sunset Point. Hmm ternyata udah banyak orang-orang yang duduk-duduk disana, kita pun segera mencari tempat yang paling pas untuk liat sunset.

Oya, disana juga ada semacam bar kecil yang jual minuman. Tapi sepertinya saya cuma liat mereka jual bir (merk lokal tentunya) tanpa jual minuman lainnya.

Malamnya, kita makan di pasar seni. Kalau denger namanya mungkin yang pertama kita bayangin adalah tempat makan dengan nuansa seni. Tapi…ternyata salah. Menurut saya tempat itu lebih seperti pasar malam yang sangat sederhana

karena tempat itu hanya berupa lapangan yang dipenuhi pedagang kaki lima yang jual berbagai jenis makanan.

Meskipun gak seperti yang dibayangin, kita tetap makan malam disana karena memang ini tempat yang sesuai budget kita :-D. Menu malam itu adalah seafood (hanya 2 jenis ikan + udang). Makan kenyang ber-4 malam itu harganya cuma IDR 113.000 (udah plus minum ice lemon tea dan jus)

Lanjut lagi setelah makan malam, kita chill out sebentar di cafe yang namanya Horizontal Lounge (http://thegiliislands.com/horizontal_lounge.html). Tempatnya enak dan cocok untuk nyantai sambil ngobrol di pinggir pantai.

Gak kerasa ternyata waktu udah hampir tengah malam, kita pun kembali ke bungalow untuk istirahat malam itu.

Minggu, 1 Mei 2011

Ketiga teman saya (mereka semua tidur di lantai 1) sudah bangun sejak pagi. Saya masih agak berat untuk buka mata dan badan rasanya masih capek, jadi saya males-malesan dulu di lantai atas (Loft) sendirian, sementara mereka berisik karena kelaparan. *Hmm..lagian siapa suruh gak mau pesen sarapan, jadi repot kan pagi-pagi harus cari sarapan sendiri* hehehe..

Lalu saya pun turun karena ternyata saya sudah dibuatkan mie instan dalam cup. (untung juga masih ada stok makanan, kalau nggak males banget pagi-pagi harus nyari sarapan ke warung makan) . *saya memang pemalas, apalagi kalau liburan* 😀

Saya pun sudah cukup kenyang sarapan mie, sementara teman saya masih kelaparan. Akhirnya mereka ke luar untuk mencari warung makan yang sudah buka pagi itu. Dan saya pun melanjutkan tidur. Hehehe…

…….. Snorkeling lagi!

Sebenarnya saya masih malas untuk bangun pagi itu, tapi berhubung kemarin belum puas snorkeling dan melihat ketiga teman saya snorkeling lagi, saya jadi ikut-ikutan untuk snorkeling, lagi! 😀

Puas-puasin deh,,,kapan lagi coba balik kesini.

Sekitar jam 9.30, kita balik ke bungalow, mandi dan siap-siap untuk check-out dan balik ke mataram.

Berbeda dengan cara datang ke Gili Trawangan, sekarang kita balik ke mataram dengan naik kapal motor yang menuju pelabuhan Bangsal. Tarif kapal motor ini murah, cuma IDR 10.000 / orang.

Dari pelabuhan bangsal kita lalu naik cidomo (semacam delman) menuju terminal (yang ternyata jaraknya itu dekeeeeet banget). Sebenarnya bisa sih jalan tapi karena kita udah keburu ketakutan tempatnya jauh, jadilah naik cidomo, untung harganya cuma IDR 15.000 ber-4. Dari terminal menuju kota Mataram, kita naik taksi express. Tarifnya IDR 82.000.

Sesampainya di Mataram, atas saran si supir taksi, kita diantar ke Hotel Bidari (http://www.bidarihotellombok.com). Karena waktu itu belum sempat browsing untuk cari hotel di Mataram, ya kita terima aja lah saran si supir taksi. Ternyata hotel itu tarifnya juga gak mahal, satu kamar standar cuma IDR 150.000/malam (including tax & breakfast). Tapi kamarnya gak pake AC, hanya ada fan. Berhubung waktu itu lagi hujan lebat, so kita mutusin untuk check-in di hotel itu aja. Daripada pusing nyari-nyari hotel lagi, plus waktu itu juga udah lewat jam makan siang,,jadi kita udah pengen cepet-cepet makan dan istirahat aja. Melihat hujan yang gak juga berhenti, akhirnya kita yang udah sangat kelaperan itu pesen makan siang di hotel. Nasi goreng untuk ber-4 harganya IDR 96.800.

Setelah hujan reda, sore itu kita pergi untuk mencari oleh-oleh. Berhubung gak tau harus naik angkot- angkutan kota-  yang mana, kita akhirnya naik taksi blue bird. Muter-muter beli oleh-oleh ke beberapa tempat (plus pake nungguin belanja juga) tarifnya cuma IDR 56.000 .

Daaaan..tujuan terakhir kita malam itu setelah puas beli oleh-oleh adalah tempat makan 😀

Belum ke lombok rasanya kalau belum makan ayam taliwang dan pelecing kangkung.Berdasarkan rekomendasi, kita pun makan di Restauran Taliwang Irama. Kebetulan tempatnya juga deket dengan hotel. Makan kenyang ber-4 cuma IDR 105.000. hmmm..kenyang dan puas deh makan disana 🙂

Senin, 2 Mei 2011

Pagi itu masih gelap banget, sementara kita udah turun ke lobby untuk sarapan. Sesampainya di lobby, ternyata belum ada siapa-siapa. Kita pun jadi orang pertama yang sarapan dan ternyata harus nunggu petugas hotelnya masak dulu.

Selesai sarapan kita langsung check-out dan berangkat ke bandara. Cuma perlu waktu 15 menit untuk sampai bandara. Wheww..ternyata deket yaa..tarif taksi pun cuma IDR 20.000

Well, Holiday is over…Time to go back to Jakarta..back to reality!

back to Singapore

Whoooa… akhirnya saya bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya hasil kerja sendiri 😀

First thing first, persiapan dimulai dari browsing untuk cari tiket promo pp Jakarta-Singapore. Tentunya cari di website airline low cost yang ada di Indonesia. Akhirnya saya berhasil dapat tiket yang harganya murah, sekitar IDR 400.000-an. So, dengan booking online, jadilah saya membeli tiket promo itu.

Senin, 6 Desember 2010.

Pesawat take off dari Soekarno-Hatta Int’t Airport jam 20.30. Berhubung harga murah, jadwal pesawat bukan di peak hour, alhasil, sampai di Changi Airport udah malem banget, jam 23.05 waktu Singapore. Setelah itu kita (saya dan 2 orang teman) langsung naik taksi menuju hostel. Karena udah malem dan capek banget kita mau gak mau ya naik taksi, biar gak usah mikir-mikir soal rute lagi kalau naik bus atau MRT. Kita naik taksi ke ABC Backpacker Hostel (http://www.abchostel.com.sg) yang ada di daerah Bugis kurang dari 30 menit dengan bayar sekitar SGD 22-23. Karena di pesawat gak dapet makanan (ya iyalah namanya juga airline low cost 😀 ) dan kita belum sempat dinner, kita cari cemilan di sekitar hostel. Namanya juga tengah malam, semua tempat makan di sekitar hostel udah tutup, yang ada cuma convenient store 24 jam, 7-eleven (http://www.7-eleven.com). Beli semacam “Pop Mie” dan soft drink harganya SGD 1.5. Setelah kenyang, kita pun balik ke hostel dan istirahat.

Selasa, 7 Desember 2010.

Pagi itu kita sarapan di hostel. Yang disediain hostel cuma roti dan teh/kopi. That’s it. Dan semuanya kita harus bikin sendiri, plus cuci piring & gelas sendiri kalau udah selesai…

Kenyang sarapan, kita pun siap untuk jalan-jalan :))

Jalan kaki dari hostel ke station MRT terdekat, Bugis Station, kurang dari 10 menit, kita pun berangkat ke arah Raffles Place Station. Oya, karena udah punya kartu EZ-Link (pinjeman dari teman sih.. hehe), saya cuma top-up lagi SGD 10 aja, itu cukup untuk sekitar 3 hari turun naik bus/MRT. EZ-Link itu kartu yang udah ada chip magnetiknya, bisa di-Top Up, yang gunanya sebagai  alat pembayaran kalau kita mau naik bus/MRT (http://www.ezlink.com.sg).

Dari Raffles Station kita keluar dan jalan ke arah Cavenagh Bridge, tujuan pertama kita. Sebenarnya ini cuma jembatan biasa, tapi ini adalah jembatan tertua yang ada di Singapore.

Dari Cavenagh Bridge, tujuan selanjutnya adalah Merlion. Semua orang sepertinya udah tau Merlion, si Patung Singa ini adalah icon Singapore yang sangat terkenal. Sebelum sampai ke Merlion, kita sempet mampir sebentar ke Asian Civilisations Museum (http://www.acm.org.sg), meskipun cuma foto-foto aja di luarnya. Sebenarnya saya pengen bangeet masuk ke Museum ini, tapi karena dua orang temen saya itu cuma punya waktu sehari di Singapore dan ini pertama kalinya mereka kesini, jadinya kita memilih datang sebentar-sebentar aja ke tempat-tempat yang memang sudah jadi “icon” pariwisata di Singapore.

ini Merlion nya…

Dari Merlion kita jalan lagi nyebrangin jembatan sampai akhirnya di Esplanade.

Ternyata pas sampai di Esplanade mulai terasa lapar, lagi…. padahal belum waktunya makan siang. 😀

untungnya ada restoran yang udah buka, disana jual Kaya Butter Toast, Kopitiam, Teh Tarik, etc. Saya pesen Toast Set yang harganya SGD 3.3. Hmmm.. kenyang makan toast, lanjut jalan lagi. Kali ini kita coba naik bus. Tujuan selanjutnya yaitu Orchard Road (http://www.orchardroad.org). Jalanan ini terkenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan di Singapore. Puas muter-muter di berbagai mall yang ada di daerah itu, kita pun istirahat untuk makan siang di Food Court yang ada di salah satu mall. Menu makan siang saya kali ini adalah Laksa Seafood yang seporsi gede harganya SGD 5 plus minum air mineral SGD 1. Masih belum kenyang juga, apa emang dasar rakus aja ya??,, saya jajan lagi muffin yang harganya SGD 2.7.

Lanjut lagi jalan-jalan kita ke daerah Little India.

Snapshot Little India…..

Di daerah Little India ada tempat belanja yang cukup terkenal karena harganya yang murah. However, IMHO, kualitas barang ya sebanding lah dengan harga. Tapi…kalau pengen beli oleh-oleh dengan harga murah dan jumlah banyak, yaaa tempat ini bisa jadi salah satu pilihannya.

Jalan-jalan dari pagi sampai sore ini cukup bikin capek..jadi kita mutusin untuk balik dulu ke hostel supaya bisa istirahat sebentar dan mandi karena rencananya masih lanjutin jalan-jalan lagi sampai malam.

Sore itu sekitar jam 5 kita berangkat lagi menuju Singapore Flyer. Kita udah pesen tiketnya online (http://www.singaporeflyer.com) seharga SGD 26.55 jadi begitu sampai kita gak perlu antri lagi buat beli tiketnya, tinggal naik giant ferris wheel nya aja 🙂

Next destination and last destination untuk hari itu adalah Clarke Quay (http://www.clarkequay.com.sg).

Clarke Quay ini adalah suatu daerah di pinggir Singapore River yang penuh dengan restaurant dan pub yang range harganya gak bisa dibilang murah untuk kantong budget traveller seperti saya :p

Daerah ini ramai kalau malam, biasanya selain turis yang cuma numpang foto seperti saya, orang lokal sini juga banyak yang datang untuk makan atau minum-minum di pub di daerah ini.

Udah cukup puas dan capek jalan-jalan seharian, sekitar jam 9.30 malam akhirnya kita pulang ke hostel.

Naik MRT dari Clarke Quay station dan transit di Dhoby Ghaut station kita akhirnya sampai di Bugis station.

oiya.. belum dinner kan hari ini. yapp, kita cari makanan di sekitaran hostel, ternyata ada restoran India yang buka 24 jam. Menu nya seperti roti canay, martabak telur, nasi briyani, teh tarik, etc. Dinner ini kita cuma beli satu martabak telur, bukan karena ngirit, tp karena porsinya yang cukup besar, jadinya kita beli satu martabak untuk bertiga. Per orang cuma bayar SGD 2 udah termasuk minum teh tarik.

Acara hari ini selesai, dan kita pun balik ke hostel untuk istirahat..

Rabu, 8 Desember 2010.

Ya..ini hari terakhir saya di Singapore dan hari pertama saya jalan-jalan sendiri di luar negeri, bener-bener sendiri karena dua orang teman saya udah pulang subuh-subuh untuk naik first flight ke Jakarta.

Rencana saya hari ini cuma satu: SHOPPING!

*jangan heran kenapa rencananya cuma shopping padahal tadi bilang jadi “budget traveller”. karena kalau

urusan belanja itu udah ada budget nya sendiri 😀

Ada enaknya juga sendirian shopping, kita bisa bebas berlama-lama nyari dan milih barang yang kita suka 🙂

Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Bugis Junction, kebetulan memang ada toko yang dituju karena udah pernah kesana sebelumnya. Nama tokonya “Le Pommier” ada di lantai 2 mall itu. Sepatu di toko ini lucu-lucuu…sampe bingung mau milih yang mana. Saya lebih suka belanja di boutique yang ada di Bugis Junction ini daripada di mall yang ada di daerah Orchard Road, karena selain harganya yang mahall banget, barang-barang disana sebenarnya standar aja, cuma menang di merk.

Ok, lanjut lagi acara shopping saya ke IKEA (http://www.ikea.com/sg). IKEA ini letaknya agak jauh dari pusat kota, di Alexandra Road. Sebenarnya agak nekat juga sih ke daerah ini sendirian, karena letaknya yang udah ke arah pelabuhan. Dari daerah bugis kesini cuma satu kali naik bus, gk perlu transit dimana-mana, udah gitu halte bus nya deket banget ke IKEA, jadinya saya gak sampe harus nyasar segala meskipun baru pertama kali ke daerah ini.

Lunch hari ini saya pilih di restaurant melayu yang letaknya masih di sekitaran hostel. Nama restaurant nya “Hjh Maimunah” (http://www.hjmaimunah.com). Restaurant ini penuh banget pas jam makan siang, mau duduk aja musti ngantri. Rincian harga makan siang saya seperti ini:

  • Nasi putih SGD 0.7
  • Ayam goreng SGD 3.5
  • Telur mata sapi SGD 0.5
  • Sayuran SGD 0.5
  • Air Mineral SGD 1.2

Lumayan mahal sih untuk menu standar seperti itu.

Karena saya masih punya waktu setengah hari lagi untuk jalan-jalan, saya pun memutuskan untuk kembali ke Orchard Road, tapi cuma ke Ion Orchard Mall aja (www.ionorchard.com), soalnya menurut saya di mall itu barang-barang yang dijual masih terjangkau harganya… yaaa sekalian cari oleh-oleh juga sih.

Puas belanja hari itu sampai malam, saya pun cepat-cepat kembali ke hostel karena masih harus packing dan makan malam. Lagi, malam itu saya makan sendirian di restoran India dekat hostel. Kali ini saya makan nasi briyani (tanpa daging karena saya gak suka kambing, jadi cuma dikasih kuah), sedihh banget ya kayaknya , plus minum teh tarik yang semuanya seharga SGD 6.

Kamis, 9 Desember 2010.

Jam 4 pagi check-out dan berangkat naik taksi ke airport untuk ngejar first flight.

Back to Jakarta…